fakrtanesia.id – Rangkaian konser Taylor Swift, The Eras Tour, disebut bisa menghasilkan lebih dari US$2,2 miliar atau setara dengan Rp33,6 triliun (US$1=Rp15.310), hanya dari penjualan tiket di kawasan Amerika Utara semata.
Angka tersebut didasarkan pada survei yang dilakukan QuestionPro dan dirilis oleh CNN pada Kamis (17/8).
Perolehan pendapatan secara kotor tersebut berasal dari 53 konser di Amerika Serikat pada leg pertama dan tambahan 15 jadwal di Amerika Serikat dan Kanada pada leg kedua.
CNN menyebut jumlah estimasi tersebut merupakan imbas terbaru dari permintaan “luar biasa” untuk kategori hiburan dan pengalaman konser.
Selain itu, angka itu disebut menjadi “kekuatan bintang Swift” dan pengaruhnya dalam ekonomi Amerika Serikat.
Menurut laporan itu, rata-rata harga tiket The Eras Tour di Amerika Utara adalah sebesar US$455,78 atau setara dengan Rp6,9 juta pada penjualan pertama atau presale.
Namun survei ini tidak mencatat apakah penonton membeli lebih dari satu tiket atau hanya satu tiket. Sementara itu, rata-rata jumlah penonton dalam konser Taylor Swift di Amerika Serikat adalah 72.459 orang per malam.
Dengan jumlah konser di Amerika Utara mencapai 68 jadwal, maka The Eras Tour di kawasan tersebut menyentuh angka pendapatan US$2,2 miliar dan menjadi tur dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Pendapatan The Eras Tour tersebut melampaui capaian pemegang rekor sebelumnya, yakni Elton John dengan Farewell Yellow Brick yang mendapatkan US$887 juta dari 2018 hingga 2023.
“Kita berbicara tentang artis pop global yang menghadapi permintaan tiket yang hampir tak terbatas,” kata Larry Miller, direktur program bisnis musik dari New York University Steinhardt.
Survei ini melibatkan 862 orang yang datang setidaknya sekali di konser The Eras Tour. Masing-masing responden rata-rata menghabiskan US$291,62 (Rp4,4 juta) per orang untuk kostum, US$214,8 (Rp3,2 juta) untuk merchandise, serta US$131,48 (Rp2 juta) untuk makanan dan minuman.
“The Eras Tour dari Taylor Swift menulis ulang pedoman ekonomi hiburan,” kata direktur pemasaran pertumbuhan SeatGeek, Chris Leyden. “Dia bukan hanya seorang penampil – dia adalah fenomena ekonomi,”
Dalam riset, SeatGeek menemukan bahwa harga tiket di tangan kedua atau penjualan kembali bisa mencapai US$1.607 yang setara Rp24,6 juta. Angka itu lebih dari tiga kali lipat dari harga rata-rata tiket di penjualan pertama.
Selain itu, harga tiket The Eras Tour di penjualan kedua itu juga naik 741 persen dari tur Swift sebelumnya, Reputation Stadium Tour, pada 2018.
Dilansir dari CNN menyebut sudah meminta tanggapan kepada pihak Taylor Swift atas temuan ini. Selain itu, hingga saat ini pihak Swift belum merilis perolehan jumlah penonton dan pendapatan dari tur tersebut.
Di sisi lain, jelas angka itu masih akan jauh bertambah setelah Taylor Swift merampungkan seluruh konser The Eras Tour usai menjalani leg internasional.
Secara total, Taylor Swift diketahui menggelar konser The Eras Tour sebanyak 131 pertunjukan di seluruh dunia.