Faktanesia.id, – Pada bulan November mendatang, Aqsa Working Group (AWG) akan kembali menggelar peringatan Bulan Solidaritas Palestina 2023 selama sebulan penuh, tepatnya mulai 1 November-30 November 2023.
Sebagai upaya menyukseskan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, AWG melakukan audiensi ke berbagai lembaga, baik lembaga kemanusiaan hingga pendidikan, antara lain Language Course for Da’wah and Ummah (LCDU), Boikot, Divestasi dan Sanksi Israel (BDS) Indonesia, serta Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP).
Ketiga lembaga tersebut pun bersedia menjalin kerja sama dengan Aqsa Working Group (AWG) selaku inisiator kegiatan BSP, demikian keterangan tertulis AWG diterima MINA, Sabtu (23/9).
Language Course for Da’wah and Ummah (LCDU)
Institusi pendidikan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat ini sudah membersamai Aqsa Working Group (AWG) sejak kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) pertama kali digelar pada 2021 yang pada saat itu masih bernama Pekan Solidaritas Palestina (PSP).
Di tahun ketiga BSP ini, LCDU kembali terlibat di dalamnya. Ini merupakan hasil audiensi AWG kepada pihak LCDU yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (20/9).
Kepala LCDU, Mr. Agus Rustandi menyampaikan, pihaknya akan terus mendukung AWG di setiap programnya, termasuk BSP 2023. Di sini, LCDU akan membantu dari segi bahasa, baik bahasa Arab maupun Inggris.
Ada empat hal yang akan diberikan LCDU untuk menyukseskan BSP 2023 yaitu penerjemahan proposal dan profil BSP 2023 ke dalam Arab dan Inggris; publikasi poster dan kegiatan BSP 2023 dalam bahasa Arab dan Inggris; dukungan tenaga bahasa dan SDM untuk dauroh Duta Al-Quds di MUI dan Muhammadiyah; dan LCDU direncanakan akan membuat kegiatan kepalestinaan yang nantinya menjadi produk BSP 2023.
Musyawarah kedua antara AWG dan LCDU untuk mematangkan kegiatan tersebut dijadwalkan pada akhir September 2023.
Kunjungan kehormatan AWG ke LCDU secara daring itu disambut hangat oleh Mr. Agus Rustandi (Kepala LCDU), Mr. Ihsan Ibadurrahman (Kepala Akademik/Guru), Mr. Catur Nugraha (IT/Guru), Mr. Syahril Hermansyah (Admin), serta Mr. Agus Saefullah (Bendahara). Sementara dari AWG, hadir M Anshorullah (Presidium AWG), Panji Ahmad (Koordinator Acara), Arina Islami dan Khairunnisa (Humas).
Boikot, Divestasi dan Sanksi Israel (BDS) Indonesia
Sebagai asosiasi yang menentang tindakan apartheid Israel atas Palestina, BDS Indonesia menyambut baik tawaran Aqsa Working Group (AWG) untuk berkolaborasi dalam gelaran Bulan Solidaritas Palestina (BSP) pada November 2023.
Ini merupakan hasil audiensi AWG kepada BDS Indonesia yang dilaksanakan di Senayan Park Mall Jakarta pada Kamis (21/9).
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia BSP 2023, Rifa Berliana Arifin menawarkan agar BDS Indonesia bersedia menjadi pemateri dalam kegiatan studium general di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA). Ini menjadi salah satu rangkaian BSP mendatang.
Co-Inisiator BDS Indonesia, Muhammad Syauqi Hafiz mengamini tawaran tersebut. Ia mengatakan, BDS Indonesia bersedia mengisi kajian Palestina di ranah akademik sebagai upaya memahamkan generasi muda bahwa praktik apartheid hingga kini masih dilanggengkan oleh Israel, padahal jelas-jelas melanggar hukum internasional.
Syauqi mengaku, BDS Indonesia sangat terbantu dengan ajakan AWG tersebut. Pasalnya, organisasi ini memang fokus mengampanyekan penolakan tindakan apartheid Israel atas Palestina.
Ia menjelaskan, tidak cukup hanya dengan membela Palestina tapi juga harus menentang Israel. Perlawanan kita terhadap Israel bukan hanya dengan angkat senjata, melainkan melalui unjuk rasa, boikot, bahkan propaganda.
Detail kegiatan studium general Palestina bersama BDS Indonesia ini akan didiskusikan lebih lanjut.
Kunjungan kehormatan AWG ke BDS Indonesia itu diterima oleh Muhammad Syauqi Hafiz dan rekannya, Ali. Sementara dari AWG, Rifa Berliana Arifin (Ketua BSP 2023), Ustaz Ali Farhan Tsani (Penanggung Jawab Dauroh), serta tim humas dan dokumentasi.
Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP)
Organisasi kepalestinaan ini menyambut gembira kunjungan kehormatan Aqsa Working Group di kantornya yang terletak di MTH Square, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis (21/9).
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia BSP 2023, Rifa Berliana Arifin menawarkan agar YPSP bersedia menjadi pemateri dalam kegiatan studium general di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Ini menjadi salah satu rangkaian BSP mendatang.
Tawaran itu pun diterima oleh CEO YPSP, Dr Ahed Abu Al Atta. Bahkan ia menyatakan bersedia menyiapkan pemateri untuk kegiatan serupa di berbagai wilayah di Indonesia, bukan di UMJ saja. Diketahui, kegiatan BSP 2023 ini akan digelar di seluruh Indonesia dengan menggandeng biro-biro AWG di berbagai daerah.
Dr Ahed mengatakan, YPSP juga akan mendukung konten-konten media sosial AWG berupa poster/flyer serta literasi atau artikel tentang Palestina.
Tidak hanya itu, cendikiawan asal Palestina itu menyampaikan, YPSP sedang menyiapkan kegiatan seminar Palestina secara online dengan mengundang berbagai negara. Kegiatan ini nantinya akan dimasukkan dalam rangkaian BSP 2023.
Dr Ahed berpesan agar para pengurus AWG harus bersyukur karena terlibat di dalam lembaga kemanusiaan yang fokus pada pembelaan Palestina ini karena insya Allah nantinya akan menjadi timbangan kebaikan. Ia mengatakan, agar kita jangan meremehkan perjuangan sekecil apa pun.
Dalam audiensi itu, Rifa Berliana Arifin (Ketua BSP 2023) hadir bersama teman-teman panitia; Arina, Khairunnisa, Laila dan Jafar (Humas), Edo Abdillah dan Firdaus (Dokumentasi). Kunjungan kehormatan AWG itu disambut hangat oleh CEO YPSP, Dr Ahed Abu Al Atta dan stafnya, Masriful.
Aqsa Working Group (AWG) adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada tanggal 20 Sya’ban 1429 H/21 Agustus 2008 M di Jakarta. Tahun ini, AWG telah memasuki usianya yang 15 tahun.
Bulan Solidaritas Palestina
November dipilih menjadi Bulan Solidaritas Palestina karena setidaknya ada empat peristiwa penting yang diperingati oleh rakyat Palestina dan dunia:
1. Deklarasi Balfour 02 November 1917
2. Kematian Yasser Arafat, 11 November 2004
3. Deklarasi Palestina Merdeka, 15 November 1988
4. Hari solidaritas Palestina sedunia yg ditetapkan oleh PBB sejak 1979 setiap tanggal 29 November.
Berdasarkan beberapa peristiwa bersejarah di atas, AWG memilih November menjadi Bulan Solidaritas Palestina dan akan diperingati setiap tahun.
Kegiatan BSP 2023 akan dilaksanakan secara serempak di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kegiatan ini pun akan digelar di Gaza, Palestina.
BSP tahun ini adalah kali ketiga setelah diselenggarakan berturut-turut sejak 2021. Namun pada 2021, kegiatan ini pertama kali digelar dengan nama Pekan Solidaritas Palestina.
BSP 2023 akan disemarakkan dengan ragam kegiatan, mulai dari perlombaan, bakti sosial, pengibaran bendera di puncak gunung, Gowes Cinta Al-Aqsa, serta seminar-seminar. Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari lembaga kemanusiaan seperti MER-C, organisasi masyarakat seperti MUI dan Muhammadiyah, tokoh-tokoh agama, kalangan pemerintah hingga kedutaan.
Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 ini Bulan Solidaritas Palestina diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara dan dunia umumnya.
Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.
Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak pejajahan Zionis Israel segera hengkang dari bumi Palestina.
BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina. Bahkan para siswa di Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.
Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi. RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.*RS