Faktanesia.id – Seperti apa peta jalan Indonesia dan dunia pada periode 2026–2029 mendatang? Pertanyaan besar ini tak hanya bisa dijawab melalui analisis politik atau kajian akademik semata. Menurut Ketua Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA), Drs. Diki Candra Purnama, M.M., ada cara lain untuk melihat arah sejarah bangsa yang lebih dalam dan bersumber dari “langit”.
Dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Rabu (5/11/2025),Diki menjelaskan bahwa pandangan Majelis GAZA didasarkan pada informasi langit atau mimpi benar (mubasyirat), yakni kabar ghaib yang diyakini sebagai bagian dari “sisa wahyu”, sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih.
“Kalau hanya melihat dari kaca mata politik atau pakar, tentu sifatnya asumsi dan analisis. Namanya juga kajian, bisa meleset atau bahkan bertolak belakang. Tapi mubasyirat berbeda, ini adalah informasi dari langit yang kerap terbukti,” ujar Diki.
Menurut Diki, Indonesia kini berada di persimpangan sejarah besar. Ia menyebut tanda-tanda perubahan besar sudah terlihat, mulai dari bencana alam, gejolak sosial, perubahan politik, hingga rivalitas geopolitik global yang semakin menajam.
Di tengah dinamika itu, lanjut Diki, banyak muncul ru’yā ṣādiqah atau mimpi-mimpi benar yang diyakini berasal dari Allah, memberikan petunjuk arah bagi umat, termasuk tentang posisi strategis Indonesia di akhir zaman.
“Mubasyirat yang kami kumpulkan sudah banyak terbukti terjadi. Ini bukan khayalan, melainkan bagian dari sunnatullah. Banyak peristiwa besar umat Islam di masa lalu juga diawali dari petunjuk ru’yā ṣādiqah,” jelasnya.
Blueprint & Roadmap Indonesia 2026–2029
Melihat perkembangan global yang cepat berubah, Majelis GAZA merasa perlu menyampaikan hasil kajian bertajuk “Blueprint & Roadmap Indonesia 2026–2029” kepada masyarakat luas. Kajian ini, kata Diki, disusun berdasarkan ribuan mimpi benar (mubasyirat) yang telah dihimpun dari berbagai kalangan dan waktu.
“Kami ingin masyarakat tahu, bahwa ada blueprint dari langit mengenai apa yang akan terjadi dalam rentang waktu itu. Dengan mengetahui arah ini, masyarakat bisa mengambil keputusan lebih bijak, baik di bidang politik maupun ekonomi dan bisnis,” paparnya.
Untuk itu, Majelis GAZA akan menggelar Seminar Nasional “Blueprint & Roadmap Indonesia 2026–2029” pada Rabu, 10 Desember 2025, bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Selain Diki selaku Ketua Majelis GAZA, seminar tersebut juga akan menghadirkan sejumlah tokoh dan pakar lintas bidang. Di antaranya: Jenderal (Purn.) A.M. Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Prof. Dr. Nandan L. Kresna, M.M., pakar strategi dan pengamat kebijakan publik, serta beberapa tokoh nasional dan akademisi lainnya.
“Dalam seminar itu, kita tidak hanya menyampaikan informasi yang bersumber dari langit, tetapi juga hasil kajian intelijen dan analisis pakar yang memahami dinamika sosial-politik secara mendalam,” terang Diki.
Ia menegaskan, Majelis GAZA ingin membangun kesadaran publik bahwa mimpi benar (mubasyirat) bukan sekadar fenomena spiritual, tetapi dapat menjadi intelijen langit, sumber informasi strategis yang memberi arah dan kesiapan menghadapi masa depan bangsa.
“Kami berharap masyarakat dapat hadir, mendengarkan langsung hasil kajian ini, dan mengambil hikmah dari setiap petunjuk yang Allah berikan. Dengan begitu, bangsa ini siap menyambut masa depan dengan lebih waspada dan penuh keyakinan,” tutup Diki.
Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) merupakan forum kajian multidisipliner yang menggabungkan pendekatan spiritual Islam dengan analisis sosial, geopolitik, dan intelijen. Majelis ini rutin mengkaji tanda-tanda zaman, fenomena global, dan arah peradaban umat Islam berdasarkan literatur keislaman klasik, hadis-hadis eskatologis, serta informasi ru’yā ṣādiqah (mimpi benar).[]


