faktanesia.id – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menegaskan bahwa konflik bersenjata yang terjadi di berbagai belahan dunia telah berdampak langsung pada penurunan ekonomi global, termasuk Indonesia. Hal ini disampaikan JK saat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan ribuan wisudawan Universitas Nasional (Unas) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu, (15/6).
Menurut JK, perang antara Rusia-Ukraina, Israel-Gaza, India-Pakistan, hingga konflik terbaru antara Israel-Iran, menjadi pemicu gejolak global. “Dunia saat ini penuh dengan gejolak, termasuk di negeri kita sendiri. Masa depan tidak mudah karena dampak dari peperangan,” ujarnya.
JK menjelaskan bahwa perang menyebabkan krisis ekonomi global, yang secara langsung maupun tidak langsung turut dirasakan oleh Indonesia. Di dalam negeri, kata dia, dampaknya terlihat dari turunnya harga komoditas ekspor unggulan seperti mineral, batubara, nikel, dan tembaga.
“Penurunan harga ini berdampak besar terhadap penerimaan negara, khususnya dari sektor pajak,” jelas JK. Ia menambahkan bahwa ketika pendapatan pajak menurun, pemerintah harus melakukan efisiensi yang pada akhirnya berimbas pada pengurangan pembangunan dan infrastruktur.

JK juga menyoroti beban utang dari pemerintahan sebelumnya yang turut memperberat kondisi ekonomi nasional.
“Saat perdagangan menurun, pajak menurun, pembangunan melambat, maka kesempatan kerja juga menurun. Banyak perusahaan, termasuk di sektor hotel, kuliner, ekspor, dan industri tekstil, terpaksa mengurangi kegiatannya,” ungkapnya.
Hal ini, lanjut JK, ikut memengaruhi kemampuan negara untuk memenuhi kewajiban keuangannya.
Menutup pidatonya, JK turut mengkritik kebijakan ekonomi mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyebut kebijakan tersebut tidak berbasis pada pertimbangan ekonomi yang sehat, melainkan semata-mata dilandasi motif politik.
“Kebijakan itu bukan hanya menentang dunia, tapi juga menimbulkan perlawanan dari dalam negeri Amerika sendiri,” tutup JK.


