Melalui Presiden Emmanuel Macron, mengumumkan kesiapannya untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Hal ini diungkapkan Macron dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Jerman. Langkah Prancis ini mengikuti tindakan serupa yang telah diambil oleh Spanyol, Norwegia, dan Irlandia.
“Prancis sepenuhnya siap untuk mengakui negara Palestina. Pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat,” ujar Macron, menekankan pentingnya mengambil tindakan yang membawa hasil nyata dan bermanfaat. Macron berhati-hati untuk menghindari pengakuan yang hanya bersifat emosional dan menegaskan bahwa proses politik diperlukan untuk memastikan bahwa pengakuan tersebut produktif.
Dalam wawancara tersebut, Macron juga mengkritik keras aksi militer Israel yang berlangsung di Jalur Gaza, khususnya di Rafah—satu-satunya tempat berlindung warga Palestina di area tersebut. “Operasi militer harus dihentikan di Rafah,” tegas Macron, seraya menyuarakan kekhawatiran atas standar ganda terhadap penderitaan warga sipil dalam konflik global.
Lebih lanjut, Macron mendukung inisiatif Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza. Prancis, menurut Macron, bekerja sama dengan Aljazair dan mitra internasional lainnya untuk merumuskan sebuah resolusi bersama yang tidak hanya menangani isu kemanusiaan secara mendesak, tapi juga berupaya mendapatkan gencatan senjata dan mandat PBB yang jelas untuk Gaza.