faktanesia.id – Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, menegaskan bahwa seorang Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memiliki keberanian ekstra dalam menjalankan tugasnya. Hal ini disampaikan Rudianto kepada calon Dewas KPK, Benny Jozua Mamoto, dalam Rapat Konsultasi dan Pendalaman Dewas KPK Masa Jabatan 2024-2029 di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
“Sejauh mana Pak Benny bisa mengawasi itu nanti? Apakah Pak Benny punya keberanian? Sementara menurut saya, rekam jejak Bapak di Kompolnas kurang garang,” ujar Rudianto.
Politisi dari Fraksi Partai NasDem ini menekankan bahwa Dewas KPK harus serius dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Ia menyoroti pentingnya pengawasan terhadap pelanggaran etik, moral, hingga potensi penyimpangan dalam proses penyidikan dan penuntutan.
“Dewan Pengawas esensinya harus garang. Namanya pengawas, ya harus betul-betul mengawasi. Kalau ada pelanggaran etik, moral, atau permainan dalam proses penyidikan, itu harus ditindak,” tegasnya.
Rudianto juga berharap kehadiran Dewas mampu menjaga moral dan integritas KPK yang selama ini menghadapi berbagai persoalan internal.
“KPK ini lembaga super body, dan kehadiran Dewas diharapkan benar-benar mampu menjaga moral etik. Kita tahu KPK saat ini menghadapi banyak persoalan, dari komisioner hingga staf saling lapor. Ini tontonan yang memalukan. Kita harap KPK ke depan tidak seperti itu lagi,” tambahnya.
Menanggapi kritik tersebut, Benny Mamoto menegaskan komitmennya untuk bertindak tegas dalam menjalankan tugas pengawasan.
“Memang perlu ketegasan supaya penegakan hukum di lapangan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini juga akan membuat pelaku pelanggaran berpikir dua kali sebelum mengulangi kesalahannya,” ujar Benny.
Benny menekankan pentingnya menghadirkan pengawasan yang kuat agar KPK tetap menjadi lembaga yang kredibel dan mampu menjalankan fungsi pemberantasan korupsi secara efektif.