faktanesia.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengingatkan bahwa Indonesia pernah mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, mencapai 8,2 persen pada tahun 1995.
“Di periode 1986-1997 pertumbuhan (ekonomi) kita bisa mencapai 7,3 persen. Di tahun 1995 kita pernah mencapai 8,2 persen,” ungkap Airlangga saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024 di Jakarta, Minggu (1/12).
Ia menyatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029 bukanlah hal yang mustahil. Indonesia pernah mencapainya di masa lalu, dan sejarah tersebut menjadi dasar optimisme.
“Target pertumbuhan ekonomi 8 persen itu bukan target yang tidak pernah kita capai atau tidak mungkin dicapai. Namun ini angka yang pernah kita capai,” tegasnya.
Airlangga juga mengakui bahwa situasi perekonomian global pada 2024-2025 masih penuh tantangan, dengan pertumbuhan ekonomi dunia hanya berada di angka 3,2 persen. Namun, Indonesia berhasil menjaga rata-rata pertumbuhan di level 5 persen, dengan tingkat inflasi sebesar 1,7 persen.
Ia melanjutkan, Presiden Prabowo Subianto merasa bangga karena pertumbuhan ekonomi Indonesia berada jauh di atas rata-rata global.
“Dan Bapak Presiden mendapatkan apresiasi di berbagai tempat, apalagi juga tingkat hutang Indonesia bisa di maintain di bawah 40 persen. Banyak negara terutama negara emerging country hutangnya jauh lebih besar dari Indonesia bahkan beberapa kali default,” jelas Airlangga.
Menurutnya, Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi pasca-pandemi COVID-19, menunjukkan ketahanan melalui kebijakan makroekonomi yang hati-hati.
“Di samping itu juga menekan angka kemiskinan dan meningkatkan angka yang bekerja di bawah single digit,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah di sektor manufaktur sebagai strategi utama mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Airlangga menyoroti peran ekonomi digital sebagai pendorong masa depan ekonomi Indonesia. Saat ini, sektor ekonomi digital memiliki nilai sekitar 90 miliar dolar AS dan diproyeksikan meningkat hingga 120 miliar dolar AS pada 2025, bahkan mencapai 400 miliar dolar AS pada 2030.
“Ekonomi digital hari ini kita sekitar 90 miliar dolar AS dan tahun depan bisa digenjot ke 120 miliar dolar AS dan di tahun 2030 bisa 400 miliar dolar AS,” paparnya.
Menurut Airlangga, ekonomi digital memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk bersaing di tingkat global tanpa harus memulai dari posisi yang sama dengan negara maju.
“Ekonomi digital adalah salah satu cara kita meloncat karena kita dengan negara lain adalah level playing field. Kalau dengan ekonomi yang berbasis konvensional kita harus bersaing dari titik nol yang sama. Tetapi ekonomi digital kita bisa meloncat,” tandasnya.