faktanesia.id – Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin Kambo menghadiri Seminar Internasional dan Pembinaan Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Kairo, Jumat (2/8/24).
Dalam acara yang digelar di Capital Palace Hall, Nasr City, H. Syafruddin didaulat menjadi keynote speaker pada Seminar Internasional.
Seminar internasional itu sekaligus dirangkai dengan pembinaan sekitar 300an mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Al-Azhar yang mendapatkan beasiswa dari Lazis ASFA. Pembinaan mahasiswa beasiswa ASFA ini rutin digelar dua hingga tiga kali dalam setahun.
Hadir sebagai narasumber antara lain, Rektor Al-Azhar Kairo Prof. Dr. Salamah Daud, Sekjen Lembaga Ulama Senior Al-Azhar dan juga Ketua Umum Organisasi Alumni Al-Azhar Internasional Prof. Dr. Abbas Shauman, Sekjen Lembaga Riset Islam Al-Azhar Prof. Dr. Nadhir Ayyadh, dan Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar untuk Urusan Mahasiswa Asing Prof. Dr. Nahlah As-Suaidi.
Nampak hadir pula Wakil Duta Besar Dr. Zaim Nasution, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Abdul Muta’ali, Pensosbud Dr. Aming, Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D dan Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi, M.A.
H. Syafruddin dalam kesempatan itu mengapresiasi peran dan kontribusi Al-Azhar kepada bangsa Indonesia melalui pendidikan dan pembinaan yang berkesinambungan kepada mahasiswa Indonesia selama lebih dari dua abad. Menurutnya, pembinaan kepada sekitar 13 ribu mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang studi di Al-Azhar Kairo bukan hal yang mudah, butuh perhatian besar dan biaya yang besar pula.
Menurutnya, bahwa apa yang sedang kita kerjakan saat ini adalah menabung untuk masa depan bangsa, dimana generasi muda kita bina, kita didik dan kita siapkan untuk 10-20 tahun yang akan datang.
Dari sekitar 13 ribu mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, seribu orang lebih mendapatkan beasiswa penuh dari Al-Azhar yang meliputi transportasi, akomodasi, konsumsi dan uang saku bulanan.
Prof. Salamah Daud mengapresiasi peran ASFA Foundation yang telah ikut berkontribusi kepada Al-Azhar dalam membina, mengarahkan dan membantu mahasiswa Al-Azhar. Kolaborasi seperti ini, menurut Rektor Al-Azhar itu, akan dapat mendorong percepatan pergerakan pendidikan dan pembinaan sehingga dapat menaikkan kualitas lulusan.
Acara pembinaan secara berkala seperti ini sangat penting, kata Prof. Daud. Sebab, dengan begitu para mahasiswa akan senantiasa terikat dan tersambung erat secara ruhiyah dan pemikiran dengan Al-Azhar dan Indonesia. Sehingga dapat meminimalisir pengaruh-pengaruh negatif dari luar.
Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sama juga disampaikan oleh Wakil Duta Besar KBRI Kairo Dr. Zaim Nasution. Menurutnya, kehadiran ASFA Foundation melalui program beasiswa kepada ratusan mahasiswa dan juga program-program pembinaan dan pemberdayaan lainnya adalah bentuk nyata dari kepedulian dan keterpanggilan untuk menata kaderisasi bangsa di masa depan.
Prof. Abbas Shauman mengingatkan bahwa perhatian Al-Azhar kepada para mahasiswa adalah hal utama dan sangat prinsipal. Bahkan, di bawah kepemimpinan Grand Syaikh Prof. Dr. Ahmad At-Thayib perhatian itu sangat besar dan fokus. Risalah Al-Azhar yang paling utama adalah dakwah dan pendidikan selama lebih dari 1000 tahun, menyiapkan generasi ulama dan pemimpin umat kepada seluruh dunia.
Di tempat yang sama, Prof. Nahlah mengapresiasi mahasiswa dari Indonesia yang menurutnya memiliki keunggulan dalam bidang akademik dan karakter. “Mahasiswa Indonesia itu pintar dan sangat santun” ujarnya.
ASFA Foundation melalui Lazis ASFA saat ini memberi beasiswa kepada sekitar 300an mahasiswa yang merupakan kader-kader dari pesantren dan kelembagaan pendidikan Islam. Para penerima beasiswa ASFA itu setelah selesai studi wajib kembali ke pesantrennya untuk mengamalkan ilmunya. Beberapa penerima beasiswa yang bukan kader pesantren, maka ia wajib menjalani pengabdian setidaknya selama satu tahun di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang ditunjuk oleh ASFA.
KH. Anizar Masyhadi, M.A menegaskan bahwa beasiswa ASFA diorientasikan sebagai dukungan bagi penguatan kelembagaan pesantren dan lembaga pendidikan Islam melalui program kaderisasi by design. Selama ini banyak beasiswa diberikan kepada individu, sehingga setelah selesai kuliah tidak ada ikatan dengan pesantren atau lembaga pendidikan Islam. Artinya, program beasiswa seperti itu kecil sekali dampaknya kepada pengembangan SDM dan kualitas pendidikan di pesantren dan lembaga pendidikan Islam. “Nah beasiswa ASFA ini berbeda, karena diorientasikan untuk para kader pesantren dan kelembagaan pendidikan Islam” ujarnya. (*)