faktanesia.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menerima kunjungan sejumlah akademisi internasional di kantor PBNU, Jakarta, pada Senin (4/11/2024). Pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit ini difokuskan pada pembahasan dan diskusi mengenai perjalanan dan perkembangan konsep “humanitarian Islam”.
Menurut Wakil Sekjen PBNU, Najib Azca, Gus Yahya menguraikan garis besar gagasan ini, yang sejak awal dicetuskan oleh Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) saat menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Najib menyebutkan bahwa prinsip-prinsip humanitarian Islam merupakan wujud dari perubahan sosial berbasis nilai-nilai Islam yang inklusif dan berorientasi kemanusiaan.
“Kalau mau dibilang, sumbu utama dari gagasan humanitarian Islam ini adalah Gus Dur,” ujar Najib dikutip NU Online.
Selain menjadi forum diskusi, pertemuan ini juga menjadi ajang perkenalan antara Gus Yahya dan sejumlah tamu yang belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Najib menambahkan bahwa beberapa tamu telah lama mengenal Gus Yahya, sementara sebagian lainnya baru berkenalan pada kesempatan tersebut.
Salah satu tamu, Prof. Greg Barton dari Deakin University, Australia, menyatakan kebahagiaannya atas undangan dari Gus Yahya. Menurutnya, ada perkembangan yang signifikan dalam pemikiran keislaman di tubuh NU, khususnya yang diprakarsai oleh Gus Dur dan diteruskan oleh Gus Yahya.
“Saya merasa senang dan optimis. Memang belum lengkap, tapi sudah mengalami kemajuan yang luar biasa,” ujar Greg.
Para tamu undangan lainnya, seperti Profesor Robert W. Hefner dari Boston University (AS), Profesor James B. Hoesterey dari Emory University (AS), Profesor Amanta Tho Seeth dari Humboldt University of Berlin (Jerman), Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University (AS), Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University (AS), dan Profesor Timothy Shah dari CSCV, turut menyambut undangan konferensi ini dengan antusias. Mereka mengapresiasi kemajuan penting dalam gagasan Gus Dur tentang humanitarian Islam yang kini diusung oleh Gus Yahya.
Humanitarian Islam, atau “Islam lil Insaniyah,” adalah pemikiran yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi tantangan kemanusiaan global, berlandaskan nilai-nilai Islam Indonesia yang toleran dan damai.