faktanesia.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menghadiri Leadership Training Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) Angkatan X, yang digelar di Student Dormitory Ballroom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (18/11) malam. Dalam kesempatan tersebut, Haedar menyampaikan amanat sekaligus membuka acara secara simbolis.
Haedar memulai sambutannya dengan menyoroti pentingnya peran pemimpin dalam organisasi, khususnya di lingkungan PTMA. Ia mengutip konsep kepemimpinan Herbert Feith yang membagi pemimpin menjadi dua tipe, yaitu solidarity maker dan administrative leader.
“Pemimpin solidarity maker seperti Bung Karno adalah pemimpin yang menggagas ide-ide besar dan membakar semangat anggota. Sedangkan administrative leader seperti Bung Hatta adalah pemimpin yang unggul dalam manajemen sistem dan administrasi,” ungkap Haedar.
Lebih lanjut, Haedar menekankan pentingnya perencanaan strategis dalam membangun PTMA agar dapat berkembang secara berkelanjutan. Ia menggarisbawahi dua kemampuan yang perlu ditingkatkan, yaitu manajerial operasional dan manajerial strategis.
“Kita membawa PTMA ke masa depan. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang strategis agar pembangunan ke depan lebih mudah dan lancar. Manajerial operasional dan strategis harus menjadi fokus utama,” ujar Haedar.
Selain itu, Haedar menyoroti pentingnya spirit keislaman dalam membangun amal usaha Muhammadiyah, termasuk PTMA. Menurutnya, Islam tidak hanya mengatur persoalan ibadah, akidah, dan akhlak, tetapi juga urusan muamalah duniawiyah yang harus dikelola dengan baik.
“Dulu, gagasan universitas unggul Muhammadiyah sempat ditertawakan. Kini, kita memiliki 167 PTMA yang sukses. Semua ini berkat spirit keislaman yang mengintegrasikan semua aspek, termasuk muamalah duniawiyah,”
Dalam penutupnya, Haedar mengingatkan pentingnya kesungguhan dalam mengelola PTMA untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Ia menekankan bahwa usaha yang sungguh-sungguh akan mendatangkan keberkahan dan pertolongan dari Tuhan.
“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang sungguh-sungguh dalam mengelola dan memproyeksikan masa depan. Ketika kita bersungguh-sungguh, Tuhan akan membuka pintu dan memberi keberkahan. Tunjukkan bahwa kita layak dicintai dan ditolong Tuhan,” tutup Haedar.
Acara ini menjadi momentum bagi para pemimpin PTMA untuk memperkuat kualitas kepemimpinan demi mewujudkan pendidikan Muhammadiyah yang semakin unggul dan berdaya saing.
(source: muhammadiyah.or.id)