FAKTANESIA.ID – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengapresiasi kinerja Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama sebagai pengawas internal yang berani mengungkapkan kebenaran. Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri acara Muhasabah Kinerja, Menyongsong Asta Cita Bersama Menteri Agama di Kantor Itjen Kemenag, Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
“ASN Itjen Kemenag harus berani mengungkapkan kebenaran. Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Agama ada di belakang. Jangan takut,” ujar Menag Nasaruddin Umar.
Menag juga memberikan apresiasi terhadap peran, dedikasi, dan prestasi Itjen Kemenag. Ia mengaku bangga memiliki lembaga dan ASN yang mampu menjalankan tugas dengan baik.
“Saya bangga punya kantor, ASN, dan prestasi seperti ini. Kepemimpinan seperti ini perlu ditularkan ke tempat lain,” katanya.
Selain itu, Menag memuji sistem pelaporan Itjen Kemenag yang dinilainya efisien dan mudah dipahami. Laporan yang dibuat tidak memerlukan narasi panjang, melainkan cukup ringkas, padat, dan jelas.
“Contohnya, kinerja Itjen berhasil mengungkap delapan kasus pelecehan seksual di Madrasah. Ini menunjukkan keberanian ASN Itjen. Luar biasa. Saya baca seluruh laporan yang ada,” ungkapnya.
Menag Nasaruddin juga menyoroti perhatian publik terhadap Kemenag, khususnya terkait isu di Madrasah dan Pondok Pesantren. Ia mendorong ASN untuk tetap berani mengungkapkan kebenaran tanpa rasa takut dan menyelesaikan masalah secara internal dengan bijaksana.
“Saya mohon, berani mengungkapkan kebenaran. Jangan takut. Jangan suka mempertentangkan satu dengan yang lain. Selesaikan pada diri sendiri,” pesannya.
Ia juga mengingatkan agar ASN tidak hanya fokus pada penilaian diri sendiri, tetapi juga memperhatikan pandangan dari luar.
“Semakin simetris penilaian dari diri sendiri dan dari luar, itu akan semakin baik,” tambahnya.
Menag Nasaruddin menekankan pentingnya meningkatkan kualitas spiritual ASN Kemenag melalui introspeksi dan kontemplasi. Ia berharap ASN Kemenag mampu menjaga konsistensi dalam menghadapi Allah Swt. dengan maksimal.
“Ke depan, kita harus berkontemplasi dan bermuhasabah. Kita diminta menjadi sapu untuk membersihkan. Caranya, jauhi segala keburukan. Bersihkan pakaianmu, otomatis di situ adalah jiwa dan pikiranmu,” tutup Menag Nasaruddin Umar.