Di balik senyumnya yang tenang dan tutur katanya yang halus, tersimpan visi besar seorang remaja 17 tahun yang ingin membawa perubahan nyata bagi generasinya. Namanya Nayyara Azarine Farrashila, akrab disapa Arin, finalis Puteri Remaja Jakarta 2025, yang tak sekadar tampil anggun di atas panggung, tapi juga menyuarakan misi penting, yakni membangun generasi muda Indonesia yang berkarakter, beradab, dan peduli.
“Generasi muda itu pemimpin masa depan. Tapi sebelum kita bicara tentang teknologi atau kecerdasan digital, kita harus memastikan mereka punya adab, empati, dan semangat untuk terus belajar,” tutur Arin, saat ditemui usai sesi persiapan menuju grand final ajang pemilihan bergengsi itu.
Visi yang Berakar pada Nilai dan Kepedulian
Dengan membawa tema “Remaja Berkarakter dan Berbudaya untuk Indonesia Tangguh”, Arin tidak ingin sekadar menjadi wajah representatif remaja ibu kota.
Ia ingin menjelma menjadi sosok yang mampu memantik kesadaran akan pentingnya karakter dalam kehidupan sehari-hari, dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, hingga membudayakan sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan dalam interaksi sosial.
“Nilai-nilai seperti budaya antre, mengucapkan kata ‘tolong’, ‘maaf’, dan ‘terima kasih’, itu tampak sepele, tapi justru itulah fondasi adab dan etika. Kalau remaja tidak membiasakan diri dari hal sederhana seperti itu, bagaimana bisa kita bicara soal kepemimpinan global atau perubahan sosial?” ujarnya.
Tak hanya bicara, Arin juga telah menunjukkan konsistensinya dalam berbagai forum nasional dan internasional. Ia tercatat sebagai peserta aktif dalam Asia World Model United Nations (AWMUN X) di Malaysia dan Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN 17th) di Thailand, tempat ia belajar berdiplomasi, menyuarakan gagasan, dan memahami persoalan global bersama remaja dari berbagai negara.
Belajar dari Dunia, Kembali untuk Bangsa
Sejak usia belia, Arin telah merasakan pengalaman belajar lintas budaya. Pada 2019, ia mengikuti program immersion di Strathallan School, Inggris. Ia juga menjadi anggota Young Citizen Conferences 2021, forum diskusi kepemudaan tentang peran remaja dalam perubahan sosial.
Namun, di balik berbagai pengalaman internasionalnya, Arin tidak pernah kehilangan akar. Ia tetap aktif sebagai anggota OSIS di sekolahnya, Saint John School Jakarta Barat, dan juga pernah menjadi anggota Paskibra, sebagai wujud kedisiplinan dan jiwa kebangsaan yang kuat.
“Justru pengalaman-pengalaman itu semakin menegaskan bahwa bangsa kita tidak boleh kehilangan jati diri. Kita bisa belajar dari luar, tapi kita harus kembali membangun bangsa ini dengan karakter dan budaya kita sendiri,” kata remaja yang juga mengikuti pelatihan pengembangan diri bersama Artika Whulandary Beauty Camp Batch 10 itu.
Pesan untuk Sesama Remaja: Mulai dari Langkah Kecil
Di tengah arus digitalisasi dan gempuran budaya luar, Arin mengajak teman-teman sebayanya untuk kembali menumbuhkan empati, semangat belajar, dan cinta terhadap budaya Indonesia.
“Jangan tunggu besar untuk mulai berbuat. Perubahan itu dimulai dari langkah kecil. Mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan komunitas. Rajin membaca, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kesehatan mental dan fisik, itu semua bentuk cinta pada bangsa,” katanya, penuh keyakinan.
Ia juga mengingatkan bahwa membangun masa depan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, justru generasi muda memiliki peran krusial sebagai aktor perubahan, asalkan dibekali dengan karakter yang kuat, kesadaran budaya, dan empati sosial.
Bukan untuk Menang, Tapi Menginspirasi
Mengikuti ajang Puteri Remaja Jakarta bukan sekadar ambisi pribadi bagi Arin. “Saya tidak ikut hanya untuk gelar atau mahkota. Saya ingin memperluas jangkauan suara saya, agar lebih banyak orang muda yang percaya bahwa mereka bisa membawa perubahan,” ungkapnya.
Salah satu kutipan yang selalu ia pegang: “We rise not just to win, but to inspire every girl to dream beyond the stars.”
Dengan gaya bicara yang matang dan visi yang jelas, Arin memberi harapan bahwa masa depan Indonesia tak hanya akan dipimpin oleh generasi cerdas, tetapi juga generasi yang santun, sadar budaya, dan peduli pada sesama.[]
Profil Singkat Nayyara Azarine Farrashila
Usia: 17 tahun
Sekolah: Saint John School, Jakarta Barat
Minat: Public speaking, tari tradisional, kepemimpinan remaja
Prestasi:
- Delegasi AWMUN X (Malaysia) & AYIMUN 17th (Thailand)
- Alumni Artika Whulandary Beauty Camp
- Anggota OSIS & Paskibra
- Alumni Immersion Program di Strathallan School, UK