faktanesia.id – Anggota Komisi XII DPR RI, Mulyadi, menekankan pentingnya strategi yang efektif dan selektif bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam upaya meningkatkan lifting minyak bumi. Hal ini diungkapkan dalam Kunjungan Kerja Reses ke Pekanbaru, Riau, untuk meninjau pencapaian dan tantangan PHR dalam mengelola salah satu blok minyak terbesar di Indonesia.
Mulyadi menjelaskan bahwa PHR menggunakan dua pendekatan utama, yaitu workover (pemeliharaan sumur lama) dan infill drilling (pengeboran sumur baru). Kedua strategi ini memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing.
“Kami menyoroti pentingnya strategi infill drilling dilakukan secara selektif. Mengingat biaya pengeboran sumur baru sangat tinggi, kami meminta PHR memastikan lokasi-lokasi yang dipilih benar-benar potensial dan menghasilkan tambahan produksi yang signifikan. Jangan sampai ada pemborosan,” tegasnya.
Sementara itu, workover dan well intervention (WOWI) dianggap lebih efisien dalam menambah produksi minyak dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pengeboran sumur baru.
“Metode ini terbukti memberikan kontribusi penambahan barel per hari yang cukup besar. Namun, infill drilling tetap diperlukan, dengan catatan harus berbasis pada analisis yang mendalam,” tambahnya.
Komisi XII DPR RI memberikan dukungan penuh kepada PHR untuk mencapai target lifting nasional sebesar 1 juta barel per hari (bpd) pada 2030, sesuai arahan pemerintah. Saat ini, PHR berkontribusi sebesar 157.839 bpd, atau sekitar 27% dari total produksi minyak nasional sebesar 577.120 bopd, menurut data SKK Migas per 31 Oktober 2024.
“PT Pertamina Hulu Rokan memegang peranan penting dalam mencapai target produksi minyak nasional. Kami di Komisi XII ingin memberikan masukan agar target ini tercapai secara efektif dan efisien,” ungkap Mulyadi.
Ke depan, Komisi XII berencana mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama PHR dan SKK Migas untuk mendalami lebih lanjut kendala dan peluang dalam strategi lifting minyak. “Kami optimistis dengan pengelolaan yang tepat, blok Rokan dapat terus menjadi andalan dalam mendukung cita-cita swasembada energi nasional,” tutup Mulyadi.
Dengan strategi yang terarah, PHR diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitasnya, mendukung target lifting nasional, dan memperkuat ketahanan energi Indonesia.