Faktanesia.id, – Pimpinan Pusat Wanita Syarikat Islam (PP WSI) melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting di Semper Timur, Clilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/5).
Program ini terselenggara bekerjasama dengan Kantor Setwapres, BKKBN, Pimpinan Wilayah WSI DKI Jakarta, dan pemerintah daerah Jakarta Utara serta Puskesma, Posyandu dan PKK setempat.
Acara peluncuran program tersebut diselenggarakan selama setengah hari dengan dihadiri pengurus WSI, wakil dari BKKBN, Camat, Lurah, Puskesmas dan posyandu setempat serta para balita stunting penerima manfaat dan ibunya.
Dalam program ini, anak balita stunting akan menerima pemberian satu butir telur dan susu UHT per hari selama tiga bulan kepada anak stunting di Semper Timur sebanyak 30 orang.
Ketua Umum PP WSI Prof. Valina Singka, menjelaskan, Wanita Syarikat Islam (WSI) sebagai organisasi Wanita muslim tertua yang berdiri pada 1918 dengan nama Sarekat Siti Fatimah, turut berperan aktif membantu Pemerintah dalam menanggulangi permasalahan Stunting di lima provinsi di Indonesia, salah satunya DKI Jakarta.
Mneurutnya, Jakarta Utara terpilih menjadi daerah intervensi karena merupakan daerah dengan prevalensi tertinggi di DKI Jakarta (17,8%).
”Semoga program ini dapat memberikan dampak yang baik kepada balita yang masih mengalami stunting di wilayah Semper Timur,” kata Valinka.
Dia juga mengharapkan peran berbagai pihak terkait yang perlu ditingkatkan seperti pihak swasta/program CSR dapat bekerja sama dengan organisasi sosial untuk melakukan intervensi program nyata langsung ke masyarakat.
“Majelis taklim muslimah dan masjid wilayah setempat juga perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan sosial pencegahan stunting di wilayah lain di Indonesia,” pungkasnya.
Pada akhir 2023, Indonesia memiliki jumlah anak dengan angka stunting 18,6 %, angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan angka yang dimiliki negara ASEAN lainnya, di mana Indonesia menempati urutan kedua tertinggi setelah Timur Leste.
Berdasarkan data UNICEF, Indonesia termasuk ke dalam 5 besar negara berkembang yang memiliki kasus stunting tinggi, satu dari lima anak Indonesia di bawah usia dua tahun mengalami kurang makanan sehat tambahan.
Pemerintah Indonesia telah melalakukan berbagai cara untuk menurunkan angka stunting, di antaranya yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Selain itu, Kemensos bersinergi dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengeluarkan berbagai program seperti pembagian telur dan susu juga Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting.
Sementara Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan kasus stunting pada 2024 di angka 14%.[]