FAKTANESIA.ID – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK), mengingatkan pentingnya antisipasi terhadap dua bencana rutin yang sering terjadi di Jakarta, yaitu kebakaran dan banjir. Hal ini disampaikan JK dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Kerja Provinsi PMI DKI Jakarta di Hotel Tavia, Cempaka Putih, Jakarta, pada Sabtu (21/12).
“Di Jakarta, dua bencana besar yang hampir setiap hari kita hadapi adalah kebakaran dan banjir saat musim hujan, selain bencana lainnya,” kata JK di hadapan puluhan peserta musyawarah.
Menurut JK, kebakaran di Jakarta menimbulkan kerugian besar, terutama karena sering terjadi di kawasan padat penduduk dan kumuh. Ia menekankan bahwa masyarakat dengan ekonomi rendah adalah yang paling terdampak.
“Jika terjadi kebakaran, yang paling menderita adalah masyarakat miskin. Sebanyak 90 persen kebakaran terjadi di kawasan kumuh, dan dalam satu kejadian, bisa ada 100 hingga 200 rumah yang terbakar,” ungkapnya.
JK menjelaskan bahwa kebakaran umumnya disebabkan oleh pemakaian energi yang tidak tepat, seperti korsleting listrik akibat beban berlebih atau penggunaan tabung gas yang keliru.
“Contohnya, korsleting listrik di kios kecil karena beban yang terlalu besar, alat-alat listrik yang lupa dimatikan, atau kesalahan dalam penggunaan tabung gas,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal ini, JK mengajak relawan PMI untuk lebih fokus pada pencegahan daripada hanya penanganan pascabencana. Ia menilai edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran.
“Kita harus berkampanye kepada masyarakat tentang penggunaan listrik dan gas yang baik, bekerja sama dengan pemerintah setempat, PLN, dan Pertamina. Dengan ratusan ribu relawan PMI yang turun ke lapangan secara masif, kita bisa mencegah hingga 50 persen bencana kebakaran,” ujar JK optimis.
Selain kebakaran, JK juga menyinggung banjir yang menjadi ancaman tahunan di Jakarta. Ia mengusulkan agar pemerintah DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan pemerintah Jawa Barat untuk mengupayakan pengendalian aliran air.
“Soal banjir, ini memang lebih sulit dicegah karena dipengaruhi perubahan iklim. Namun, kita bisa berkoordinasi dengan daerah tetangga untuk mengupayakan agar air yang masuk tidak lebih banyak daripada yang keluar,” katanya.
Di sisi lain, JK menekankan pentingnya menjaga kejujuran dalam pengelolaan organisasi sosial seperti PMI. Menurutnya, transparansi dan akuntabilitas adalah kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat.
“PMI itu berada di tengah-tengah, menerima donasi dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan. Karena itu, organisasi ini harus tetap akuntabel dan terbuka agar terus dipercaya masyarakat,” tutupnya.