faktanesia.id – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menegaskan bahwa universitas harus mampu menjadi solusi bagi berbagai persoalan bangsa. Hal ini disampaikan JK saat memberikan sambutan dalam acara Dies Natalis ke-76 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas) serta peletakan batu pertama pembangunan Gedung Baru FEB Unhas di Ampiteater FEB, Sabtu, (23/11).
“Universitas itu harus bisa memberikan solusi pada setiap permasalahan bangsa,” ujar JK di hadapan ratusan civitas akademika FEB Unhas.
JK menekankan bahwa kampus tidak hanya sekedar tempat untuk belajar atau memperoleh gelar. Kampus, menurutnya, seharusnya menjadi pusat pandangan dan kontribusi pemikiran terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa.
“Sekali lagi, kita tentu harapkan pandangan-pandangan ekonomi dan ilmu pengetahuan itu tetap muncul dari kampus, termasuk Unhas, untuk memberikan solusi,” tambah mantan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unhas tersebut.
JK juga menyoroti kondisi perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja dan dampaknya terhadap Indonesia. Ia mengidentifikasi dua masalah utama: penurunan ekonomi dunia serta tantangan dari barang-barang China yang murah dan mendominasi pasar.
“Kondisi itu membuat kita (Indonesia) akan menghadapi masalah-masalah sulit. Penerimaan negara akan menurun, daya beli turun, lalu terjadi defisit yang membuka peluang utang baru. Utang ini nantinya akan menjadi beban pemerintah ke depan,” jelas JK.
Dalam situasi ini, JK menekankan pentingnya peran universitas untuk memberikan pandangan dan solusi melalui riset.
Menghadapi tantangan tersebut, JK menawarkan solusi: meningkatkan produktivitas di sektor komoditas.
“Kita harus kembali ke produksi kopi, coklat, udang, dan komoditas ekspor lainnya. Kepada dosen dan mahasiswa, mari kita riset dan kampanyekan sektor-sektor ini,” ungkapnya.
JK mencontohkan krisis ekonomi 1998-1999, yang justru menguntungkan petani coklat, kopi, dan tambak udang di Sulawesi. Saat itu, perekonomian bergerak dinamis di Sulawesi, meski terdampak di Jawa.
“Banyak petani yang naik haji, jadi orang kaya baru. Penjualan mobil naik dua kali lipat. Saya menyebutnya krisis Jawa,” ujarnya.
Lebih lanjut, JK mengingatkan bahwa universitas harus mampu membawa kemajuan bagi wilayah tempatnya berdiri. Hal ini penting untuk mempertegas kontribusi keberadaan universitas dalam pembangunan daerah.
Dies Natalis ke-76 FEB Unhas dan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Baru FEB berlangsung meriah. Acara ini dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa; Dekan FEB Unhas, Prof. Rahman Kadir; serta civitas akademika FEB Unhas.
Sejumlah tokoh dan alumni FEB Unhas turut hadir, seperti Hendra Noor Saleh (Ketua Umum Ikafe Unhas), Lisa JK, Ira JK, dan Syafruddin Rachman (Pimpinan Wilayah Askrindo Jakarta).