Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar dengan tegas membantah adanya keabsahan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang akhir-akhir ini beredar di media. Menurut Kiai Anwar, MLB tersebut tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi NU.
“Kabar yang beredar mengenai pelaksanaan MLB di Surabaya dan Jombang, yang dikatakan akan dihadiri oleh PW dan Cabang serta melibatkan silaturahim dengan para sesepuh, adalah kebohongan besar,” ujar Kiai Anwar saat acara Konsolidasi PCNU se-Jawa Tengah di Hotel Dwangsa Lorin, Sukoharjo, pada Sabtu (21/12). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Kiai Anwar mengungkapkan ada beberapa kelemahan dalam penyelenggaraan MLB ini, salah satunya adalah tidak melibatkan Pengurus Besar NU. Selain itu, MLB seharusnya diikuti oleh lebih dari 50 persen Pengurus Cabang (PCNU) dan Pengurus Wilayah (PWNU) se-Indonesia. Namun, faktanya seluruh PCNU dan PWNU di Indonesia justru menyatakan penolakan terhadap wacana MLB.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Anwar menegaskan bahwa seluruh PCNU dan PWNU se-Jawa Tengah juga menolak pelaksanaan MLB yang tidak sesuai dengan ketentuan organisasi.
Sementara itu, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyebut wacana MLB sebagai hal yang tidak masuk akal. Menurut Gus Fahrur, setelah menelusuri lebih lanjut, tidak ada satupun cabang NU yang mendukung kegiatan tersebut.
“Ini organisasi besar dan mapan. Masa acara penting seperti ini dilakukan hanya lewat zoom atau daring? Ini aneh,” ujarnya dikutip nuonline, Senin (23/12).
Gus Fahrur juga menduga bahwa tujuan dari wacana MLB ini adalah untuk membentuk opini publik yang merugikan, serta mencoba menggambarkan bahwa kepemimpinan PBNU saat ini tidak solid.