Faktanesia.id, – Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) turut membina pelaku ekonomi kreatif dalam kegiatan Bootcamp dua hari di Goa Kreo, Desa Wisata Kandri, Kotamadya Semarang, Jawa Tengah.
Sebanyak 97 peserta dari 33 PTMA dan delapan UKM dari 17 desa wisata di Kawasan Pariwisata Borobudur Destinasi Pariwisata Nasional Semarang – Karimunjawa dan sekitarnya mengikuti Bootcamp 2024.
“Tujuan inkubasi bisnis dan kewirausahaan MCEBI adalah mencetak generasi muda yang kreatif, handal dan beretika,” kata Dr Endang Rudiatin, Ketua MCEBI di Semarang, Senin (29/7).
Menurut dia, Bootcamp MCEBI kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang semua peserta adalah mahasiswa.
Berkolaborasi dengan Badan Otorita Borobudur Kemenparekraf, para peserta yang selain mahasiswa juga pelaku ekonomi kreatif mengikuti berbagai agenda antara lain pelatihan dan pendampingan materi dalam sertifikasi dan legalitas, branding packing, keuangan dan manajemen serta membuat “pitch deck” dan video usaha, dan diakhiri dengan display produk.
“Pengalaman dalam dunia usaha dan dunia industri diberikan dengan melakukan diskusi interaktif bersama pengusaha muda dan narasumber dari lembaga-lembaga terkait,” kata Endang.
Ia menjelaskan bahwa MCEBI juga melanjutkan kegiatan itu dengan temu bisnis dengan sasaran menumbuhkan kecakapan serta ketrampilan khusus “sense of business”.
Turut menjadi narasumber dari Kementerian Perindustrian yang dihadiri oleh Direktur Industri Aneka, Kimia IKM Sandang dan Kerajinan Alexandra Arri Cahyani, Kementerian Koperasi dan UKM Asdep Pengembangan IT dan Inkubasi Usaha, Yonas Dian, Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan BOB Kemenparekraf Bisma Jatmika, Lembaga Pengembang UMKM PP Muhammadiyah, Lembaga Halal Muhammadiyah LPHKHT yang diwakili HC Unimus, sedangkan tim juri terdapat juga Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Majelis Ekonomi PP Aisyiyah.
Temu bisnis dihadiri kalangan asosiasi travel ASITA, PHRI, Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Muhammadiyah, HIPMI, dan kalangan bisnis menengah.
Endang Rudiatin ketua MCEBI dan Bisma Jatmika BOB Kemenparekraf membangun kolaborasi dalam jangka panjang dan memiliki kesepakatan akan lebih banyak melakukan pengembangan wirausaha di sektor industri pariwisata.
Endang juga mengatakan, misi dan target pengembangan inkubasi pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata Borobudur ini menekankan pada bagaimana pelaku ekonomi kreatif yang di dalamnya juga mahasiswa dapat memberikan sentuhan kreatif pada desa wisata sesuai dengan karakter desa yang di masa lalu dikenal ramah, saling peduli, saling bantu, saling asah asih asuh dan menjaga lingkungan. Semangat warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan yang sekarang disebut sebagai kearifan lokal.
Kerjasama BOB dan MCEBI dalam inkubasi bisnis pelaku ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan ekonomi desa. Nomenklatur ekonomi sering memunculkan wajah kapitalisasi.
Produk wisata dikenal mahal, karena banyak berkaitan dengan jasa, jasa seni, jasa layanan, layanan yang berkenaan dengan kepuasan, kenyamanan, ketenangan dan berbagai kebutuhan humanis. Dalam prosesnya kapitalisasi berkembang menghilangkan sisi humanis.
“Bagi MCEBI membangun usaha humanis dan harmonis lebih utama di kalangan pelaku ekonomi kreatif desa wisata,” katanya.
Ditambahkan, bagi MCEBI ekonomi hijau dan keberlangsungan dapat dicapai dengan proses humanisasi dan harmonisasi.
“Justru humanisasi dan harmonisasi seringkali mendatangkan kapital yang tidak bisa diterjemahkan dalam bentuk angka-angka,” ujar Endang.
Kegiatan inkubasi bisnis bagi pelaku ekonomi kreatif di kawasan Borobudur dan kolaborasi bersama BOB merupakan aktualisasi dari satu misi dari MCEBI, berkolaborasi dengan para UMKM, petani dan nelayan menghasilkan produk-produk ekonomi kreatif yang kompetitif untuk diterima di industri pariwisata baik domestik maupun mancanegara.
MCEBI memiliki visi mewujudkan entrepreneur yang handal dan tetap beretika. Budaya humanisasi dan harmonisasi akan menjadi budaya wirausaha bagi MCEBI untuk desa-desa wisata, yaitu salah satunya melestarikan kearifan lokal.
Rumusan tersebut merupakan bagian dari hasil Rakornas ke-3 pengurus MCEBI pada tahun 2024 yang juga dihadiri oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Bambang Setiaji.[R5]