faktanesia.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, hadir dalam pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya periode 2024-2028, Mundakir. Pelantikan berlangsung pada Senin (9/12), dengan Mundakir resmi menggantikan dr. Sukadiono yang telah menjabat sebagai rektor selama tiga periode (2012-2024), sesuai dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 591/KEP/I.0/D/2024.
Dalam amanatnya, Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat kepada Rektor baru dan berharap agar Mundakir dapat menjalankan amanah dengan baik.
“Tugas ini memang berat, tapi bisa ditunaikan dengan baik ke depannya,” ujarnya. Haedar juga mengapresiasi pencapaian dr. Sukadiono yang berhasil membawa UM Surabaya ke posisi yang kini memiliki akreditasi Institusi Unggul.
Haedar menyoroti keberhasilan pembangunan fisik yang monumental di tengah Kota Surabaya.
“Ini tidak mudah, hasil dari perjuangan yang berat, karena dukungan civitas akademika yang mendukungnya,” ungkapnya.
Selain itu, Haedar mengapresiasi capaian akademik yang diraih oleh UM Surabaya, seperti pembukaan Fakultas Kedokteran Gigi, serta perolehan akreditasi Institusi Unggul yang diterima sebelum acara Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah.
“Tentu saja saya ingin menyampaikan selamat atas segala perjuangan dr. Sukadiono untuk segala capaian yang telah diraih,” tambah Haedar.
Haedar juga menekankan pentingnya semangat transformasi untuk menghadapi perubahan yang cepat dan dinamis dalam dunia pendidikan. Ia berpesan agar civitas akademika UM Surabaya tidak merasa puas dengan kemajuan yang sudah dicapai. “Kemajuan dan keberhasilan jangan menjadikan civitas akademika merasa aman dan nyaman. Jangan biarkan kondisi ini berlarut-larut karena dapat menyebabkan stagnansi,” pesan Haedar.
Menurutnya, dengan landskap persaingan yang semakin ketat di dunia pendidikan tinggi, terutama bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA), dibutuhkan agenda perubahan yang akseleratif agar bisa bersaing di tingkat global. Haedar juga mengingatkan bahwa Muhammadiyah, sebagai gerakan dakwah, harus terus berinovasi dan tidak boleh terjebak dalam zona nyaman.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar mengingatkan agar Muhammadiyah tidak hanya fokus pada pelayanan untuk kelompok miskin dan lemah, namun juga memperhatikan pelayanan kepada kelompok kelas atas.
“Bagi Muhammadiyah berpihak kepada mustadhafin itu mutlak, namun jangan sampai pola pikir kita menjadi anti kelompok-kelompok kelas atas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dr. Sukadiono, mengingatkan Rektor baru untuk menjaga empat prinsip penting: keikhlasan, kualitas, kondusifitas, dan kesejahteraan dosen dan karyawan. Ia juga meminta seluruh civitas akademika UM Surabaya untuk mendukung penuh kepemimpinan Mundakir.
Mundakir dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk PP Muhammadiyah, Majelisdiktilitbang PP Muhammadiyah, PWM Jawa Timur, dan civitas akademika UM Surabaya.
“Ini adalah amanah dan tanggung jawab yang besar yang harus saya tunaikan dengan sungguh-sungguh,” ujar Mundakir.
Mundakir berkomitmen untuk memperkuat sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat demi kemajuan bersama. Ia juga menegaskan bahwa UM Surabaya akan terus mengembangkan diri sebagai kampus unggul yang berkontribusi pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dalam dunia pendidikan, Mundakir sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Al Islam Kemuhammadiyahan, dan Digitalisasi. Pelantikan Mundakir dilakukan oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Khudzaifah Dimyati, dan disaksikan oleh sejumlah tokoh penting Muhammadiyah, termasuk Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Agung Danarto, serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dr. Sukadiono.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni, Kiai Saad Ibrahim, Sekretaris Umum PP Pemuda Muhammadiyah Najih Prasetyo, dan Bendahara Umum Machendra Setya Atmaja.