Faktanesia.id, – Dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-79, Koperasi Konsumen Nasional Kulon Progo Sejahtera, menggelar Budaya Wayang Kulit di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada Ahad (4/8/2024).
Wayang Kulit Semar Bangun Kahyangan dihadiri Kepala BNPB yang diwakili Teguh Harjito, Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih, dan Pj Bupati Kulon Progo yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan, Eko Prayoto.
Dalam laporan Ketua Panitia, Dr. Suratman, SH, MH mengatakan, gelar budaya ini dihadiri oleh berbagai pewakilan dari kementerian dan lembaga, dunia usaha, payuban serta warga perantau dari Kulon Progo se-Jabodetabek.
“Gelar budaya wayang kulit kedua kalinya ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadi media perekat sosial, dan ekonomi melalui kegiatan usaha koperasi,” kata Suratman.
Menurutnya, koperasi sebagai bagian kehidupan masyarakat punya kepeduliaan dalam membangun kolaborasi dengan berbagai pihak melalui budaya saling rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan).
“Tujuannya tercipta negeri makmur, adil, sejahtera, dan sentosa, gemah ripah loh jinawi. Oleh karena itu, pementasan seni budaya wayang dengan menghadirkan masyarakat guna memberi nilai tersendiri dibanding melalui media sosial lainnya menjadi penting dalam menghadapi era globalisasi,” ujar Suratman.
Suratman juga menjelaskan mengapa Lakon Wayang Bangun Kahyangan ini dipilih, karena sikap Semar dalam cerita Mbangun Kahyangan menggambarkan bahwa dirinya berkomitmen mewujudkan kehidupan yang penuh keterbukaan, keadilan dan melindungi rakyat (wayang sebagai simbol kehidupan).
“Apalagi saat ini seiring dengan perkembangan zaman, wayang selain menjadi media komunikasi juga menjadi sarana silaturahmi, serta rekreasi untuk mengembangkan kreasi dan imajinasi di tengah kehidupan masyarakat makin modern,” katanya.
Sementara itu, Teguh Harjito menyampaikan dalam sambutannya, budaya wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia dan Internasional, yang bisa menjadi penguatan gerakan perlindungan masyarakat utamanya ancama bencana melalui gerakan penthahelix.
Hadir pula Ketua Ombudsman RI, Moh. Najih menyampaikan bahwa cerita wayang dapat menjadi inspirasi karena dalam gelar budaya tersebut mengandung nilai-nilai kehidupan dan pesan masyarakat yang sangat mendalam. “Sehingga nilai-nilai tersebut ditanamkan oleh para leluhur secara mentradisi melalui pertunjukan,” ujarnya.
Sementara Heri Susanto, anggota ORI, menyampaikan, saat ini mulai ada kecenderungan masyarakat modern lebih memilih untuk menonton televisi di ruangan keluarga yang nyaman daripada menonton pertunjukan wayang secara bersama-sama.
Menurutnya, relasi budaya wayang kulit juga berkaitan erat dengan etos kerja, keterbukaan, transparansi dan nilai kebangsaan yang saling berkaitan, sehingga momentum hari menjelang Perringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-79 memiliki makna penting, tentunya harus tercemin dalam setiap kehidupan.
“Kata kucinya, bagaimana membangun budaya keterbukaan dan perlindungan harus tetap ditumbuhkembangkan dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejahtera,” pungkas Heri.[R5]