faktanesia.id – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menyerukan kesiapsiagaan maksimal menjelang puncak musim hujan 2024/2025. Dalam rapat koordinasi daring yang digelar Senin (25/11).
Jusuf Kalla meminta seluruh jajaran PMI untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana seperti banjir, longsor, dan dampak lainnya.
“Seperti prediksi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi akhir tahun ini hingga awal tahun depan. Kita harus menjaga koordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca di wilayah rawan bencana,” ujar Jusuf Kalla.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di wilayah Indonesia bagian barat diperkirakan berlangsung November hingga Desember 2024, sementara wilayah timur pada Januari hingga Februari 2025. Beberapa wilayah, termasuk sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur yang berstatus awas, memiliki risiko banjir lahar yang tinggi.
Menanggapi laporan tersebut, Jusuf Kalla menginstruksikan pengecekan dan optimalisasi peralatan tanggap bencana seperti perahu karet, ambulans, mobil tangki air dan lainnya.
“Pastikan peralatan berfungsi dengan baik, dan relawan disiapkan untuk memberikan bantuan maksimal,” tambahnya.
Selain penanganan darurat, PMI juga menekankan pentingnya pencegahan. Jusuf Kalla mendorong kerja sama lintas sektor antara PMI, pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat untuk memetakan risiko bencana dan meningkatkan kebersihan lingkungan.
“Selokan dan gorong-gorong harus dibersihkan melalui gotong royong. PMI juga dapat melibatkan pengusaha lokal untuk menyediakan alat seperti sekop dan cangkul guna mendukung sanitasi,” kata Jusuf Kalla.
PMI juga telah memobilisasi 190 tangki air bersih untuk membantu daerah terdampak kekeringan dan banjir. Posko dan call center PMI disiagakan untuk menerima laporan masyarakat terkait bencana.
Jusuf Kalla menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. PMI mengajak warga untuk aktif melakukan langkah dini, seperti evakuasi mandiri, menjaga kebersihan lingkungan dan mengikuti edukasi terkait sanitasi di daerah rawan banjir dan longsor.
“Pencegahan adalah langkah terbaik. Dengan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, kita bisa memastikan lingkungan yang lebih aman dan sehat,” tutupnya.
Dengan kesiapan PMI dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan potensi dampak bencana selama musim hujan dapat diminimalkan secara efektif.