FAKTANESIA.ID – Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) tengah mencari solusi untuk melunasi tunggakan pembayaran tunjangan kinerja (tukin) para dosen tetap dan karyawan. Salah satu langkah yang diambil adalah menjual sebagian aset lahan milik kampus.
Humas UMT, Agus Kristian, mengungkapkan bahwa kampus memiliki lahan seluas 6.200 meter persegi yang sebagian belum digunakan. Sebagian area saat ini hanya dimanfaatkan sebagai lahan parkir untuk mahasiswa dan karyawan.
“Betul, betul (jual lahan untuk bayar tukin). Ada 6.200 meter yang dijual seperti biasa, siapa yang berminat. (Lahan tersebut) Masih kosong, ada sih sebagian digunakan untuk lahan parkir,”ujar Agus dikutip JawaPos.com, Rabu (25/12).
Selain menjual aset, UMT juga berupaya meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa baru untuk memulihkan kondisi keuangan kampus. Agus menyebut UMT mulai bangkit pasca-pandemi dengan menawarkan 32 program studi, 7 fakultas, dan 1 program pascasarjana.
“Kami sudah membuka pendaftaran mahasiswa baru dengan berbagai promo menarik,” tambahnya.
Agus menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran tukin selama dua tahun terakhir disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19, yang melemahkan ekonomi masyarakat sehingga memengaruhi tingkat pembayaran mahasiswa.
“Di data PDPT, jumlah mahasiswa kami mencapai 15 ribu. Namun, yang aktif membayar hanya sekitar 8 ribu. Sisanya belum ada kejelasan, entah cuti atau tanpa keterangan,” jelas Agus.
UMT menerapkan sistem pembayaran pascabayar yang memungkinkan mahasiswa mencicil biaya kuliah. Agus mengakui, sistem ini, meskipun memudahkan mahasiswa, berdampak pada pendapatan kampus.
“Berbeda dengan kampus lain yang menerapkan pembayaran penuh di awal, UMT menggunakan skema yang menyesuaikan dengan misi dakwah persyarikatan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Sebelumnya, protes para dosen dan karyawan UMT mencuat setelah mereka mengirimkan karangan bunga ke kampus pada Selasa (24/12/2024). Karangan bunga tersebut berisi kritik atas keterlambatan pembayaran hak mereka, seperti salah satu pesan berikut:
“Atas hilangnya hak para dosen dan pekerja UMT, semoga Allah memberikan keadilan, karena manusia tampak lupa akan kewajibannya.”