Faktanesia.id, – Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI, Dr. Hayu Prabowo, menyampaikan konsep inovatif Ekonomi Halalan-Thayyiban sebagai pendekatan integratif yang mengharmoniskan prinsip keuangan Islam dengan keberlanjutan.
Hal tersebut disampaikan Hayu dalam pertemuan khusus dihadiri para tokoh, pakar, praktisi, serta akademisi dari berbagai negara yang memiliki kepedulian terhadap keuangan Islam yang beretika dan berkelanjutan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (21/11/2024) malam.
Acara bertema “Membuka Kunci Keuangan Islam yang Berkelanjutan” tersebut digelar Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara bekerja sama dengan Aliansi Ummah untuk Bumi.
Dalam kesempatan itu, Hayu yang juga Fasilitator Nasional Prakarsa Lintas Agama untuk Pelestarian Hutan (IRI) Indonesia itu menekankan urgensi penerapan prinsip keberlanjutan dalam keuangan Islam di tengah tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
“Konsep ini mengarahkan kita untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan kesetaraan sosial dan pelestarian lingkungan, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis,” ujar Hayu.
Dia menyampaikan bahwa Ekonomi Halalan-Thayyiban adalah kerangka etis yang melampaui sekadar kepatuhan pada hukum syariah.
Menurutnya, Halalan thayyiban merupakan asumsi dasar etika Islam yang akan mempengaruhi perilaku seorang muslim. Sebagaimana makna dari halalan thayyiban yaitu sesuatu yang halal lagi baik
“Konsep ini mengarahkan kita untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan kesetaraan sosial dan pelestarian lingkungan, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis,” ujar Hayu.
DOsen pengajar Magister Manajemen di Indonesia Banking School (IBS) itu juga menyoroti peran inovasi teknologi seperti blockchain untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasok halal dan pendistribusian zakat, infak, sedekah, serta wakaf.
Dalam pemaparannya, Dr. Hayu mengutip ayat Al-Qur’an dalam Surah Al-Baqarah ayat 168 dan merujuk pada Hadis Nabi Muhammad SAW, yang menggambarkan seorang mukmin sebagai lebah yang hanya mengambil yang murni dan menghasilkan yang bermanfaat.
Keuangan Islam untuk Dunia yang Berkelanjutan
Hayu mengatakan, konsep Ekonomi Halalan-Thayyiban menjadi panggilan moral sekaligus strategi bagi umat Islam untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan sosial.
Dia berharap dengan pendekatan ini, keuangan Islam dapat menjadi model ekonomi yang adil dan inklusif, sejalan dengan nilai-nilai Rahmatan lil ‘alamin yang membawa kasih sayang bagi seluruh ciptaan di dunia.
Mengakhiri sambutannya, Hayu mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen pada Maqasid al-Shariah atau tujuan utama syariah yang mencakup perlindungan terhadap agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda.
“Implementasi Halalan-Thayyiban Economics bukan sekadar kewajiban moral, melainkan kebutuhan strategis untuk menciptakan dunia yang adil, berkelanjutan, dan makmur,” pungkasnya.[R5]