faktanesia.id – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, meresmikan Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) milik Kementerian Agama yang berlokasi di Bogor, Rabu (4/12).
“Tempat ini bukan hanya untuk mencetak Al-Qur’an, tetapi juga menjadi pusat literasi Al-Qur’an. Di sini, kita bisa melakukan pendalaman. Ada perpustakaan, ruang konferensi, wisata spiritual, dan berbagai fasilitas lain yang bisa dikunjungi oleh keluarga,” jelas Menag saat meresmikan fasilitas tersebut.
Menag menyebutkan bahwa kehadiran Percetakan Al-Qur’an ini akan membantu mengatasi kendala teknis, seperti kekurangan Al-Qur’an di daerah-daerah terpencil. “Dengan hadirnya Percetakan Al-Qur’an ini, masalah teknis seperti kekurangan Al-Qur’an di wilayah terpencil dapat diatasi. Kita bisa mendistribusikan Al-Qur’an melalui Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar hingga ke pelosok daerah. KUA juga memberikan laporan kepada kami tentang kebutuhan Al-Qur’an dan guru ngaji di wilayah mereka,” katanya.
Ia juga mengusulkan agar percetakan tersebut dapat mencetak kitab suci agama lain sebagai wujud toleransi. “Kementerian Agama bukan hanya untuk agama Islam, melainkan mencakup semua agama. Oleh karena itu, kitab suci agama apa pun dapat dicetak di sini. Walaupun namanya Percetakan Al-Qur’an, percetakan ini juga dapat mencetak kitab suci agama lain,” tambah Menag.
Menag menjelaskan bahwa percetakan ini tidak hanya berfokus pada kitab suci, tetapi juga akan memproduksi buku pelajaran, jurnal, dan berbagai produk cetak lainnya secara profesional.
Ia juga menekankan perbedaan antara mushaf fisik dan Al-Qur’an digital, yang memiliki nilai kesakralan berbeda. “Mushaf fisik memiliki kesakralan yang tidak tergantikan. Mushaf tidak pernah masuk ke tempat yang tidak suci, seperti toilet, dan membacanya membutuhkan wudu. Sedangkan Al-Qur’an digital, meskipun ada di dalam ponsel, dapat masuk ke tempat-tempat seperti itu,” jelasnya lebih lanjut.
Menag berharap Gedung PLKI UPQ ini mampu mengatasi berbagai tantangan literasi keagamaan di Indonesia sekaligus menjadi wujud komitmen Kementerian Agama dalam melayani masyarakat lintas agama.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, menjelaskan bahwa pembangunan Gedung PLKI UPQ ini merupakan hasil perencanaan sejak tahun 2020. Pembangunan dimulai pada tahun 2023 dan selesai dalam dua tahun dengan total anggaran Rp239 miliar. “Alhamdulillah, kini kapasitas cetak meningkat signifikan dari 250 ribu menjadi 1 juta mushaf Al-Qur’an per tahun,” ungkapnya.
Kamaruddin juga menyebutkan bahwa Gedung PLKI UPQ dirancang sebagai ikon wisata religi modern dengan berbagai fasilitas seperti ruang diskusi, seminar, galeri mushaf, serta mini teater digital. “UPQ ini tidak hanya menjadi percetakan Al-Qur’an, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam. Dengan konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum), bangunan modern ini menjadi ikon wisata religi dan peradaban Islam di Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan bahwa percetakan ini menggunakan teknologi canggih dari Jerman yang kualitasnya setara dengan percetakan Al-Qur’an di Madinah dan Iran. “Saya mengajak semua Dirjen untuk memanfaatkan percetakan ini karena kualitasnya setara dengan percetakan di Madinah atau Iran, dengan mesin canggih dari Jerman. Bahkan, mulai mencetak mushaf Al-Qur’an Braille untuk disabilitas netra serta mushaf Al-Qur’an isyarat untuk disabilitas rungu-wicara,” tambahnya.
Kamaruddin optimis bahwa UPQ dapat menjadi sumber pendapatan bagi Kementerian Agama sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam menyebarkan nilai Islam moderat di tingkat global.
“Kami sangat optimis bahwa UPQ ini dapat menjadi salah satu ikon peradaban Islam Indonesia. Sejalan dengan arahan Bapak Menteri untuk mempromosikan Islam Indonesia di kancah internasional, percetakan ini adalah wujud nyata kebangkitan literasi Islam Nusantara,” tutupnya.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Pimpinan Baznas Achmad Sudrajat, Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung, Dirjen Bimas Katolik Suparman, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Amin Suyitno, Penasehat DWP Kemenag Helmi Halimatul Udhmah, serta pejabat eselon 2 Kemenag, Staf Khusus, Staf Ahli, dan Tenaga Ahli Menteri Agama.